Mengenal Otto Iskandardinata: Pejuang dengan Prinsip Teguh
GEMINITIKTOK – Otto Iskandardinata adalah salah satu tokoh nasional yang memiliki andil besar dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Lahir di Bojongsoang, Bandung, pada 31 Maret 1897, ia dikenal sebagai sosok yang tak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat dalam prinsip dan idealisme. Sebagai tokoh dari tanah Sunda, ia menunjukkan bahwa semangat perjuangan tidak mengenal suku, bahasa, atau latar belakang. Otto berdiri di barisan terdepan memperjuangkan hak bangsa dengan suara yang lantang dan keberanian yang tak tergoyahkan.
Masa Muda yang Sarat Semangat
Sejak muda, Otto Iskandardinata telah menunjukkan minat besar dalam dunia pendidikan. Ia menempuh pendidikan di sekolah guru (HIK) dan melanjutkan ke sekolah guru utama di Purworejo. Semangatnya dalam menuntut ilmu tidak hanya untuk mengejar karier pribadi, tetapi untuk mengangkat martabat rakyat yang kala itu hidup dalam tekanan kolonial.
Setelah menyelesaikan pendidikan, Otto menjadi guru dan kepala sekolah. Namun, ia tidak berhenti di sana. Ia mulai terjun ke dunia pergerakan karena menyadari bahwa pendidikan saja tidak cukup jika rakyat terus dibungkam oleh kekuasaan asing.
Kiprah dalam Pergerakan Nasional
Nama Otto Iskandardinata mulai dikenal luas ketika ia aktif dalam organisasi Paguyuban Pasundan, yang bergerak di bidang kebudayaan dan pendidikan. Ia tidak hanya memimpin organisasi ini, tetapi menghidupkannya dengan pemikiran modern dan gagasan-gagasan kebangsaan yang tajam. Melalui organisasi ini, Otto menyuarakan pentingnya mempertahankan budaya Sunda sembari mendorong masyarakat untuk berpikir merdeka.
Pada masa pendudukan Jepang, Otto terpilih menjadi anggota Chuo Sangi In, sebuah dewan pertimbangan bentukan Jepang. Meski lembaga itu lebih bersifat formalitas, Otto tetap memanfaatkannya sebagai panggung perjuangan untuk menyuarakan aspirasi rakyat. Keberaniannya menyampaikan kritik membuatnya dikenal sebagai “Otto yang Berani”.
Otto Iskandardinata dalam Kabinet Pertama Republik Indonesia
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Otto Iskandardinata dipercaya Presiden Soekarno untuk menjadi Menteri Negara dalam kabinet pertama Republik Indonesia. Kepercayaan ini bukan tanpa alasan. Otto dikenal sebagai sosok yang jujur, bersih, dan tidak takut mempertaruhkan nyawa demi kebenaran.
Namun, pengabdiannya tidak berlangsung lama. Ia diculik oleh kelompok ekstremis yang tidak sepakat dengan arah perjuangan pemerintahan kala itu. Otto dibunuh dan jenazahnya dibuang ke laut sekitar Mauk, Tangerang, pada Desember 1945. Hingga kini, jasadnya tidak pernah ditemukan, dan ia dikenang sebagai “Pahlawan yang Hilang”.
Warisan Otto Iskandardinata bagi Generasi Bangsa
Meskipun kehidupannya berakhir tragis, warisan Otto Iskandardinata tetap hidup dalam semangat perjuangan bangsa. Integritasnya menjadi teladan bagi pejabat publik yang sering kali tergoda oleh kekuasaan. Ia menunjukkan bahwa kekuatan sejati seorang pemimpin terletak pada keberanian untuk berkata benar dan membela yang lemah.
Nama beliau diabadikan menjadi nama jalan utama di beberapa kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta dan Bandung. Ia juga dianugerahi gelar Pahlawan Nasional atas jasa-jasanya dalam perjuangan kemerdekaan.
Otto Iskandardinata dan Nilai Keberanian yang Abadi
Biografi Otto Iskandardinata mengajarkan kita bahwa perjuangan tidak selalu membutuhkan senjata. Kadang, yang dibutuhkan hanyalah suara yang jujur dan hati yang bersih. Ia memilih jalan yang sulit, tetapi terhormat. Otto mengingatkan kita bahwa integritas adalah bentuk tertinggi dari pengabdian.
Di tengah tantangan zaman sekarang, keteladanan seperti Otto Iskandardinata semakin langka. Namun, kisah hidupnya tetap relevan, dan semangatnya terus membara dalam jiwa bangsa Indonesia yang merindukan keadilan dan kebenaran.