GEMINITIKTOK – Johannes Leimena adalah sosok yang tak hanya dikenal sebagai dokter, tetapi juga sebagai negarawan ulung yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk Indonesia. Lahir di Ambon pada 6 Maret 1905, Leimena tumbuh dalam lingkungan keluarga Kristen yang taat dan disiplin. Sejak muda, ia menunjukkan minat besar terhadap ilmu pengetahuan, khususnya bidang medis, yang kelak membentuk jalan hidupnya.
Ia menempuh pendidikan kedokteran di School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) dan lulus pada 1927. Namun bagi Leimena, menjadi dokter bukan sekadar profesi, melainkan panggilan jiwa. Di masa penjajahan, ia menyaksikan ketidakadilan dalam akses kesehatan antara bumiputra dan kaum penjajah. Hal inilah yang membentuk pemikiran kritisnya terhadap sistem kolonial dan membakar semangatnya untuk ikut memperjuangkan kemerdekaan.
Komitmen untuk Kesehatan dan Kemanusiaan
Seusai lulus, Johannes Leimena mengabdi di berbagai rumah sakit di Indonesia bagian timur, termasuk di Makassar dan Ambon. Pengalaman ini mempertebal rasa empatinya terhadap rakyat kecil. Ia melihat langsung bagaimana masyarakat tidak memiliki akses terhadap pengobatan yang layak. Dari sanalah muncul ide dan keinginan kuatnya untuk merancang sistem kesehatan nasional yang inklusif dan berkeadilan.
Setelah Indonesia merdeka, Leimena dipercaya untuk mengisi berbagai posisi penting di kabinet. Ia tercatat pernah menjabat sebagai Menteri Kesehatan selama lebih dari satu dekade, dan bahkan sempat menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri. Dalam posisi tersebut, ia menyuarakan pentingnya pemerataan pelayanan kesehatan. Gagasannya mengenai “sistem kesehatan terpadu” yang mengedepankan peran dokter, perawat, dan tenaga medis dalam pelayanan primer di puskesmas menjadi cikal bakal sistem yang diterapkan hingga kini.
Leimena juga dikenal sangat dekat dengan rakyat. Ia menolak kemewahan dan lebih memilih hidup sederhana. Bagi Leimena, keberhasilan seorang dokter atau pejabat negara tidak diukur dari gelar atau kekayaan, melainkan sejauh mana ia dapat mengabdi kepada rakyat.
Peran Strategis dalam Pemerintahan
Meski berlatar belakang medis, peran Johannes Leimena tidak terbatas pada urusan kesehatan semata. Ia merupakan salah satu tokoh yang setia mendampingi Presiden Soekarno dalam berbagai momen krusial bangsa. Leimena tercatat menjabat dalam 18 kabinet berbeda, menjadikannya salah satu menteri paling lama mengabdi dalam sejarah Indonesia.
Selain loyal kepada bangsa, ia juga terkenal berintegritas tinggi. Ketika perpolitikan Indonesia bergolak, Leimena menjadi sosok penengah yang menyejukkan. Ia bersahabat dengan tokoh-tokoh penting seperti Bung Karno, Mohammad Hatta, dan Sutan Sjahrir. Namun ia tak segan untuk menyampaikan kritik jika kebijakan dianggap menyimpang dari kepentingan rakyat.
Dalam peristiwa G30S/PKI, Leimena juga menunjukkan sikap tegas dan bijak. Ia ikut menjaga stabilitas negara di tengah kekacauan politik saat itu. Meski tidak pernah menjadi presiden, peran Leimena dalam menjaga arah pemerintahan sangat besar dan dihormati banyak pihak.
Warisan Abadi dan Pengakuan Negara
Johannes Leimena wafat pada 29 Maret 1977 di Jakarta. Namun semangat dan warisannya tidak pernah padam. Ia dikenang sebagai tokoh yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, keadilan, dan pengabdian tulus. Pada tahun 2010, pemerintah Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Leimena atas dedikasi dan jasa-jasanya.
Nama Leimena kini diabadikan dalam berbagai institusi kesehatan dan pendidikan. Salah satu yang paling dikenal adalah Rumah Sakit Dr. Johannes Leimena di Ambon. Warisannya dalam sistem pelayanan kesehatan primer tetap menjadi dasar kebijakan hingga hari ini.
Penutup
Kisah Johannes Leimena adalah kisah tentang pengabdian tanpa pamrih, tentang seorang dokter yang menjelma menjadi tokoh kunci dalam pembangunan bangsa. Ia tidak hanya merawat tubuh rakyat, tapi juga merawat harapan dan masa depan Indonesia. Di tengah arus zaman yang berubah, nilai-nilai yang dipegang Leimena tetap relevan dan menjadi inspirasi bagi generasi penerus bangsa.