Karl Dönitz: Laksamana Jerman dan Pemimpin Terakhir Nazi

Potret Karl Dönitz dalam seragam angkatan laut Jerman

GEMINITIKTOK – Karl Dönitz adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah militer Jerman pada Perang Dunia II. Ia dikenal sebagai komandan armada kapal selam U-Boat yang menebar ancaman di lautan Atlantik. Lebih dari itu, namanya tercatat dalam sejarah sebagai pemimpin terakhir Nazi Jerman setelah kematian Adolf Hitler. Kisah hidup Karl Dönitz penuh strategi, ambisi, dan keputusan kontroversial yang mempengaruhi jalannya perang.

Awal Kehidupan Karl Dönitz

Karl Dönitz lahir pada 16 September 1891 di Grünau, dekat Berlin, Kekaisaran Jerman. Sejak muda, ia menunjukkan minat besar pada dunia maritim. Pada usia 19 tahun, ia bergabung dengan Angkatan Laut Kekaisaran Jerman (Kaiserliche Marine) dan menjalani pendidikan sebagai perwira muda. Karier militernya berkembang pesat, terutama saat ia bertugas di kapal perang dan kapal penjelajah.

Pengalaman pertamanya dalam pertempuran laut datang saat Perang Dunia I. Pada 1916, Dönitz dipindahkan ke divisi kapal selam. Tahun 1918, kapalnya diserang dan ia menjadi tawanan perang di Malta hingga 1920. Pengalaman sebagai tawanan justru memperkuat tekadnya untuk membangun strategi maritim yang efektif.

Karier Militer dan Strategi U-Boat

Setelah Perang Dunia I berakhir, Karl Dönitz tetap bertugas di Reichsmarine, angkatan laut Jerman pada era Republik Weimar. Ia terus mengembangkan kemampuannya dalam strategi peperangan laut, terutama di bidang kapal selam.

Ketika Nazi berkuasa pada 1933, Dönitz mendapat kesempatan besar untuk mengembangkan armada U-Boat. Ia memperkenalkan taktik “wolfpack”, yakni serangan berkelompok kapal selam terhadap konvoi kapal musuh. Strategi ini terbukti mematikan pada tahun-tahun awal Perang Dunia II, membuat jalur suplai Sekutu di Atlantik terganggu parah.

Kesuksesan ini mengangkat namanya di jajaran elit militer Nazi. Pada 1943, ia diangkat sebagai Panglima Angkatan Laut Jerman menggantikan Erich Raeder. Meski situasi perang mulai berbalik merugikan Jerman, Dönitz terus berupaya mempertahankan supremasi laut.

Pemimpin Terakhir Nazi Jerman

Pada akhir April 1945, situasi Nazi Jerman berada di ambang kehancuran. Adolf Hitler bunuh diri pada 30 April 1945 di Berlin. Dalam wasiat politiknya, Hitler menunjuk Karl Dönitz sebagai Presiden Reich sekaligus pemimpin tertinggi Nazi.

Dönitz membentuk pemerintahan sementara yang dikenal sebagai Pemerintahan Flensburg. Fokus utamanya adalah mengakhiri perang dengan cara yang menguntungkan Jerman sebanyak mungkin. Pada 7 Mei 1945, ia memerintahkan penandatanganan kapitulasi tanpa syarat kepada Sekutu, yang berlaku pada 8 Mei 1945. Masa kepemimpinannya hanya berlangsung 23 hari, menjadikannya salah satu kepala negara dengan masa jabatan terpendek dalam sejarah.

Penangkapan dan Hukuman

Setelah Jerman menyerah, Karl Dönitz ditangkap oleh pasukan Sekutu. Ia diadili dalam Pengadilan Nuremberg atas tuduhan kejahatan perang, terutama terkait peperangan kapal selam yang melanggar hukum internasional. Pada 1946, ia divonis 10 tahun penjara di Penjara Spandau, Berlin.

Dönitz bebas pada 1956 dan menjalani kehidupan tenang di Aumühle, Jerman Barat. Ia menulis buku memoar berjudul Ten Years and Twenty Days, yang menceritakan pengalamannya sebagai komandan U-Boat dan pemimpin Nazi terakhir.

Akhir Hayat

Karl Dönitz meninggal dunia pada 24 Desember 1980 pada usia 89 tahun. Meski reputasinya dipenuhi kontroversi, ia tetap dikenang sebagai tokoh militer yang memiliki keahlian strategi laut yang luar biasa. Bagi sebagian orang, ia adalah simbol kebangkitan kekuatan maritim Jerman, namun bagi yang lain, ia merupakan bagian dari mesin perang Nazi yang memicu penderitaan besar di dunia.