Ilmuwan yang Mengubah Jalannya Sejarah
GEMINITIKTOK – J. Robert Oppenheimer adalah seorang fisikawan teoretis asal Amerika Serikat yang dikenal sebagai “Bapak Bom Atom.” Perannya dalam memimpin Proyek Manhattan pada Perang Dunia II menjadikannya salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah modern. Keputusan dan karyanya tidak hanya mempercepat berakhirnya perang, tetapi juga memulai era baru dalam politik dan keamanan global.
Lahir pada 22 April 1904 di New York City, Oppenheimer tumbuh di keluarga kaya yang menghargai pendidikan. Sejak kecil, ia menunjukkan bakat luar biasa dalam bidang sains dan bahasa. Setelah menempuh pendidikan di Harvard University, ia melanjutkan studi di University of Cambridge dan memperoleh gelar doktor di University of Göttingen, Jerman, di mana ia belajar dari para fisikawan terkemuka dunia.
Perjalanan Karier J. Robert Oppenheimer dalam Dunia Ilmu
Karier akademis J. Robert Oppenheimer berkembang pesat. Ia mengajar di University of California, Berkeley, dan California Institute of Technology. Fokus risetnya meliputi mekanika kuantum, teori relativitas, serta fisika partikel. Kemampuannya memadukan teori dan intuisi ilmiah menjadikannya sosok terpandang di komunitas ilmiah.
Ketika Perang Dunia II pecah, pemerintah Amerika Serikat memulai Proyek Manhattan — sebuah upaya rahasia untuk mengembangkan senjata nuklir sebelum Jerman Nazi melakukannya. Oppenheimer terpilih sebagai direktur ilmiah proyek tersebut pada tahun 1942.
Peran J. Robert Oppenheimer dalam Proyek Manhattan
Di bawah kepemimpinan J. Robert Oppenheimer, Proyek Manhattan menjadi salah satu proyek penelitian terbesar dan paling rahasia dalam sejarah. Ia mengoordinasikan ribuan ilmuwan, insinyur, dan teknisi di Los Alamos, New Mexico. Proyek ini berhasil menciptakan dua jenis bom atom: “Little Boy” berbasis uranium dan “Fat Man” berbasis plutonium.
Pada Juli 1945, uji coba pertama bom atom yang dikenal sebagai Trinity Test dilakukan di Gurun New Mexico. Menyaksikan ledakan dahsyat tersebut, Oppenheimer teringat pada kutipan dari kitab Bhagavad Gita: “Sekarang aku menjadi Kematian, penghancur dunia.”
Dampak dan Kontroversi Setelah Perang
Penggunaan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus 1945 mempercepat kekalahan Jepang dan mengakhiri Perang Dunia II. Namun, keputusan itu memicu perdebatan moral yang panjang. Oppenheimer sendiri merasa bersalah atas kehancuran yang ditimbulkan dan mulai menyerukan pengendalian senjata nuklir.
Pasca-perang, ia menjabat sebagai penasihat Komisi Energi Atom Amerika Serikat. Namun, pada era Perang Dingin, sikapnya yang menentang perlombaan senjata membuatnya dicurigai memiliki simpati terhadap komunisme. Pada tahun 1954, ia dicabut izin keamanannya melalui sidang kontroversial, yang menandai berakhirnya karier politik dan pengaruhnya di pemerintahan.
Warisan J. Robert Oppenheimer
Meskipun hidupnya diwarnai kontroversi, warisan J. Robert Oppenheimer tetap besar. Ia meninggal pada 18 Februari 1967 di Princeton, New Jersey. Pada tahun 2022, pemerintah Amerika Serikat secara resmi membatalkan keputusan pencabutan izin keamanannya, sebagai bentuk rehabilitasi nama baiknya.
Oppenheimer dikenang sebagai sosok yang menggabungkan kejeniusannya di bidang sains dengan kesadaran moral akan dampak dari ciptaannya. Kisah hidupnya menjadi pelajaran bahwa kemajuan teknologi harus selalu diimbangi dengan pertimbangan etis demi kemanusiaan.