Awal Kehidupan Harry S. Truman
GEMINITIKTOK – Harry S. Truman lahir pada 8 Mei 1884 di Lamar, Missouri, Amerika Serikat. Ia dibesarkan dalam keluarga petani yang sederhana dan tumbuh tanpa banyak kemewahan. Sejak kecil, Truman dikenal tekun dan jujur, meskipun tidak menonjol secara akademis. Ia sempat mencoba masuk ke Akademi Militer West Point, namun ditolak karena masalah penglihatan. Meski begitu, semangatnya untuk mengabdi tidak pernah surut.
Ketika Perang Dunia I pecah, Truman bergabung dengan Angkatan Darat AS dan menjadi kapten artileri. Pengalaman militernya membentuk karakter kepemimpinannya yang tegas dan lugas. Sepulang dari perang, ia terjun ke dunia politik lewat Partai Demokrat, dengan bantuan dari mesin politik lokal Kansas City.
Karier Politik hingga Menjadi Wakil Presiden
Karier politik Truman meroket saat ia terpilih menjadi senator Missouri pada tahun 1934. Sebagai senator, ia dikenal jujur dan pekerja keras, terutama saat memimpin komite penyelidikan pengeluaran perang, yang menghemat miliaran dolar untuk negara.
Pada tahun 1944, Presiden Franklin D. Roosevelt memilih Truman sebagai wakil presidennya untuk masa jabatan keempat. Saat itu, Truman tidak banyak tahu tentang urusan dalam negeri yang sensitif, termasuk proyek Manhattan—program rahasia untuk mengembangkan bom atom. Namun, segalanya berubah drastis pada April 1945, ketika Roosevelt meninggal dunia secara mendadak. Truman pun dilantik menjadi Presiden ke-33 Amerika Serikat.
Harry S. Truman dan Keputusan Bom Atom
Menjadi presiden di tengah Perang Dunia II merupakan beban berat, apalagi bagi Truman yang baru saja naik jabatan. Tak lama setelah dilantik, ia diberi tahu tentang keberadaan bom atom—senjata yang belum pernah digunakan sebelumnya. Setelah menimbang berbagai opsi dan mendiskusikannya dengan penasihat militer dan ilmiah, Truman mengambil keputusan paling kontroversial dalam sejarah modern: menjatuhkan bom atom di Jepang.
Pada 6 Agustus 1945, bom atom pertama dijatuhkan di Hiroshima, disusul Nagasaki tiga hari kemudian. Kedua serangan itu menewaskan lebih dari 100.000 orang dan memaksa Jepang menyerah pada 15 Agustus 1945. Dengan langkah ini, Truman secara efektif mengakhiri Perang Dunia II, namun juga membuka babak baru dalam sejarah: era senjata nuklir.
Keputusan ini menuai banyak kritik maupun pujian. Sebagian menganggapnya perlu untuk menyelamatkan jutaan nyawa yang mungkin melayang jika invasi darat dilakukan, sementara yang lain mengecamnya karena dampak kemanusiaan yang luar biasa.
Kepemimpinan Setelah Perang dan Warisan Truman
Setelah perang, Truman menghadapi dunia yang berubah drastis. Ia meluncurkan Doktrin Truman, yang bertujuan menahan penyebaran komunisme, serta mendukung pembentukan NATO dan Marshall Plan untuk membangun kembali Eropa. Ia juga mengakui berdirinya negara Israel pada 1948, di tengah kontroversi internasional.
Truman dikenal sebagai pemimpin yang tidak takut mengambil keputusan sulit. Ia memenangkan pemilu 1948 secara mengejutkan, meski banyak yang memprediksi kekalahannya. Namun pada akhir masa jabatannya, popularitasnya menurun karena Perang Korea dan inflasi dalam negeri.
Setelah pensiun pada 1953, Truman kembali hidup sederhana di Missouri. Ia menulis memoar dan tetap aktif berbicara tentang demokrasi dan tanggung jawab moral seorang pemimpin. Ia meninggal pada 26 Desember 1972 dalam usia 88 tahun.
Kesimpulan: Warisan Abadi Harry S. Truman
Harry S. Truman adalah sosok presiden yang tidak mencari popularitas, tetapi berani mengambil keputusan besar demi negara. Keputusannya menjatuhkan bom atom tetap menjadi perdebatan hingga kini, namun tidak dapat disangkal bahwa tindakannya mengubah jalannya sejarah dunia. Sebagai pemimpin pasca-Perang Dunia II, Truman meninggalkan warisan diplomatik, militer, dan moral yang terus dikenang generasi demi generasi.